WEB CONTENT
Web
content adalah isi website Anda. Tanpa adanya file-file halaman web dan file
pendukung, maka domain dan hosting yang telah Anda miliki tidak akan
menampilkan apa-apa jika diakses. Ini seperti memiliki rumah baru yang sudah
ada alamatnya tapi belum diisi perabot alias kosong.
GENERATIVE MODEL
Generative
models dan Discriminative models adalah dua model yang secara general dikenal
di dunia pattern recognition. Biasanya setiap metode dapat dikategorikan ke
dalam salah satu atau kedua model tersebut (dalam kasus hybrid methods).
Perbedaan mencolok antara keduanya adalah, Generative models mengasumsikan
bahwapembentukan setiap pattern di atur oleh set parameters. Di lain pihak,
Discriminative models lebih fokus kepada pembentukan decision boundaries yang
mana akan digunakan sebagai batas pembeda antar patterns. Dalam prakteknya
decision boundaries bisa sangat kompleks, atau sangat mudah seperti sebuah
garis linear. Perlu diketahui bahwa pembentukan decision boundaries tidak hanya
ekslusif ada di Discriminative models. Generative models juga dapat membuat
decision boundaries.
MODEL RETORIKA DI WEB
Retorika
berarti mempunyai keinginan untuk berbicara baik secara umum maupun khusus,
yang dapat dilakukan dalam beberapa kelompok untuk mencapai suatu tujuan
tertentu ( misalnya memberikan informasi data atau memberikan informasi). Oleh
karena itu pembicaraan adalah suatu kemampuan khusus manusia. Untuk
menyampaikan jalan pikirannya kepada orang lain.
Aristoteles
mendefinisikan retorika sebagai “kemampuan untuk melihat atau mengidentifikasi
dalam keadaan tertentu sarana yang tersedia persuasi.” Menganalisis retorika
berfokus pada “bagaimana” dan “mengapa” persuasi daripada apa hal-hal tertentu
orang katakan atau tulis agar persuasif . Salah satu cara komponen strategi
retoris adalah dengan menggunakan Segitiga Retoris. Model ini menempatkan ke
dalam kerangka umum interaksi antara berbagai aktor dan perangkat dalam
persuasi. Tiga Banding retorik adalah strategi utama yang digunakan untuk
membujuk penonton/audience dan juga perangkat penting untuk memahami ketika
membangun atau mendekonstruksi argumen. Retorika adalah sebuah seni
berkomunikasi efektif dengan wicara. Retorika merujuk pada suatu teknik
pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang
tersusun baik.
Segitiga
retoris memungkinkan Anda untuk secara efektif menganalisis teks yang berbeda
sebuah argumen untuk strategi retoris dan perangkat. Model ini membentuk proses
retoris menjadi bagian-bagian dikelola dan berbeda melalui Segitiga Retoris dan
Tiga Banding Retoris:
Segitiga retoris
terdiri dari tiga komponen yang hadir dalam setiap proses persuasif:
Penulis: orang yang menghasilkan teks.
Pemirsa: orang / orang yang menerima /
teks.
Teks: pesan yang disampaikan dari penulis
untuk penonton
Banding retoris: tiga jalan utama dimana orang dibujuk.
Logos:
Strategi alasan, logika, atau fakta. Setiap jenis argumen yang menarik
bagi sisi rasional seseorang adalah menarik untuk logo.
Ethos:
” Karakter” Banding ke etos Strategi kredibilitas, wewenang, atau menunjukkan
penulis kepercayaan, keahlian dan kejujuran dan berusaha untuk menempatkan
penulis dalam cahaya yang lebih positif untuk penonton.
Pathos:
Strategi emosi dan mempengaruhi. Pathos menarik bagi rasa audiens
kemarahan, kesedihan, atau kegembiraan.
Aristoteles berpendapat
bahwa logos adalah bentuk terkuat dan paling dapat diandalkan dari persuasi,
bentuk yang paling efektif persuasi, bagaimanapun, menggunakan ketiga banding.
Ethos pada halaman web
merupakan identitas dari web tersebut yang disajikan oleh penulis atau pembuat
web sebagai situs buatannya. dapat berupa warna, lambang dan ciri khas lainnya.
·
B. KEBUDAYAAN
1. PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta, yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari ‘buddhi”
(budi atau akal). Kebudayaan diartikan sebagai hal –hal yang berkaitan dengan
budi dan akal. Sedang dalam bahasa Inggris, kebudayaan dikenal dengan istilah
culture yang berasal dari bahasa Latin “colere”, yaitu mengolah , mengerjakan
tanah , membalik tanah atau diartikan bertani.
Definisi kebudayaan
menurut beberapa ahli:
Ralph Linton
Kebudayaan adalah
konfigurasi dan hasil dari tingkah laku yang dipelajari, yang unsur-unsur
penentunya dimiliki bersama dan dilanjutkan oleh anggota masyarakat tertentu
E.B Taylor
Kebudayaan merupakan
keseluruhan yang komplek, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lain yang
didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat
William H. Haviland
Kebudayaan adalah
seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat,
yang jika dilaksanakan oleh anggotanya melahirkan perilaku yang dipandang layak
dan dapat diterima oleh semua anggota masyarakat
Koentjoroningrat
Kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
Selo Sumardjan dan
Soelaiman Soemardi
Kebudayaan merupakan
sarana hasil karya , rasa dan cipta masyarakat
Kebudaan bersifat
superorganik yaitu sebagai sesuatu yang turun temurun dari generasi ke generasi
atau sesuatu yang bisa diwariskan ( Herskovits). Sementara itu Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri (cultural determinisme)
2. WUJUD KEBUDAYAAN
Apabila kita
memperhatikan definisi kebudayaan menurut Koentjoroningrat, perwujudan budaya
adalah
a. sistem gagasan,
budaya yang bersifat abstrak tapi menentukan sifat, cara berfikir serta tingkah
laku masyarakat pendukung budaya tersebut.
b. sistem tindakan atau
sistem sosial meliputi perilaku dan bahasa, wujud budaya ini bersifat konkrit
c. hasil karya manusia,
yaitu wujud konkrit dapat dilihat, diraba dan difoto, misalnya pakaian, alat
produksi dan alat transportasi
Wujud budaya tersebut
sejalan dengan wujud budaya menurut Hoxley yaitu mentifact, sosiofact dan
artefact
Klasifikasi unsur
budaya dari yang terkecil adalah
1. items, unsur budaya
yang paling kecil
2. trait, merupakan
gabungan dari beberapa unsur terkecil
3. trait kompleks,
gabungan dari beberapa item dan trait
4. cultural activity,
atau aktivitas budaya merupakan gabungan dari beberapa komplek budaya
Gabungan dari beberapa
aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya yang menyeluruh atau cultural
universal.
3. KARAKTERISTIK BUDAYA
Budaya memiliki sifat
universal, artinya terdapat sifat-sifat umum yang melekat pada setiap budaya,
kapan pun dan dimanapun budaya itu berada. Adapun sifat itu adalah
a. kebudayaan adalah
milik bersama
b. kebudayaan merupakan
hasil belajar
c. kebudayaan
didasarkan pada lambang
d. kebudayaan
terintegrasi
e. kebudayaan dapat
disesuaikan
f. kebudayaan selalu
berubah
g. kebudayaan bersifat
nisbi (relatif)
Dalam
kebudayaan juga terdapat pola-pola perilaku (pattern of behavior) yang
merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang harus diikuti
oleh semua anggota masyarakat tersebut.
Adapun subtansi atau
isi utama budaya adalah:
a. sistem pengetahuan,
berisi pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna sekitar tempat
tinggal, zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya, tubuh
manusia, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta ruang dan waktu.
b. sistem nilai budaya,
adalah sesuatu yang dianggap bernilai dalam hidup
c. kepercayaan, inti
kepercayaan itu adalah usaha untuk tetap memelihara hubungan dengan mereka yang
sudah meninggal
d. persepsi, yaitu cara
pandang dari individu atau kelompok masyarakat tentang suatu permasalahan
e. pandangan hidup,
yaitu nilai-nilai yang dipilih secara selektif oleh masyarakat. Pandangan hidup
dapat berasal dari norma agama (dogma), ideologi negara atau renungan atau
falsafah hidup individu
f. etos budaya, yaitu
watak khas dari suatu budaya yang tampak dari luar
4. BUDAYA LOKAL
Budaya
lokal merupakan adat istiadat, kebudayaan yang sudah berkembang (maju) atau
sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah yang terdapat disuatu daerah
tertentu. Budaya lokal umumnya bersifat tradisional yang masih dipertahankan.
Menurut Fischer, kebudayaan – kebudayaan yang ada di suatu wilayah berkembang
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain lingkungan geografis, induk bangsa
dan kontak antarbangsa. Dari pendapat tersebut dapatlah kita kaitkan dengan
kebudayaan daerah yang ada di Indonesia yang memiliki ciri-ciri khusus
antarwilayah sehingga beraneka ragam. Van Volenholen membagi masyarakat
Indonesia ke dalam 19 lingkungan hukum adat yang oleh Koentjoroningrat disebut
culture area. Setiap suku memilih mempertahankan pola-pola hidup yang sudah
lama disesuaikan dengan penduduk sekitar mereka. Lingkungan geografis yang
berbeda ada yang di gunung maupun dataran rendah dan tepi pantai, faktor ilkim
dan adanya hubungan dengan suku luar menyebabkan perkembangan kebudayaan yang
beraneka macam.
Contoh
budaya lokal yang bersifat abstrak misalnya Kepercayaan Kaharingan (Dayak),
Surogalogi (Makasar), Adat Pikukuh (Badui). Budaya lokal yang bersifat perilaku
misalnya tari Tor-tor, tarian Pakarena, upacara Kasadha (Masyarakat Tengger),
upacara ruwatan dengan menggelar wayang kulit berlakon “Murwokolo” (Masyarakat
Jawa), orang Badui dalam berpakaian putih dan Badui luar berpakaian biru,
Bahasa Batak dan lain-lain . Budaya lokal yang bersifat artefak misalnya rumah
Gadang (Sumatera Barat), tiang mbis ( Suku Asmat), alat musik gamelan (Jawa)
·
POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA
Walaupun
Indonesia menurut Van Volenholen terdiri dari 19 hukum adat, tetapi pada
dasarnya Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang bermukim di wilayah
yang tersebar dalam ratusan pulau yang ada di Inonesia. Tiap suku bangsa ini
memiliki ciri fisik, bahasa, kesenian, adat istiadat yang berbeda. Dengan
demikian dapat dikatakan bangsa Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya.
Beberapa aspek keberagaman budaya Indonesia antara lain suku, bahasa, agama dan
kepercayaan, serta kesenian. Kekayaan budaya ini merupakan daya tarik
tersendiri dan potensi yang besar untuk pariwisata serta bahan kajian bagi
banyak ilmuwan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan. Hal yang utama dari
kekayaan budaya yang kita miliki adalah adanya kesadaran akan adanya bangga
akan kebudayaan yang kita miliki serta bagaimana dapat memperkuat budaya
nasional sehingga “kesatuan kesadaran “ atau nation bahwa kebudayaan yang
berkembang adalah budaya yang berkembang dalam sebuah NKRI sehingga memperkuat
integrasi.
Disatu
sisi bangsa Indonesia juga mempunyai permasalahan berkaitan dengan keberagaman
budaya yaitu adanya konflik yang berlatar belakang perbedaan suku dan agama.
Banyak pakar menilai akar masalah konflik ialah kemajemukan masyarakat, atau
adanya dominasi budaya masyarakat yang memilki potensi tinggi dalam kehidupan
serta adanya ikatan primordialisme baik secara vertikal dan horisontal.
Disamping itu kesenjangan antara dua kelompok masyarakat dalam bidang ekonomi,
kesempatan memperoleh pendidikan atau mata pencaharian yang mengakibatkan
kecemburuan sosial, terlebih adanya perbedaan dalam mengakses fasilitas
pemerintah juga berbeda (pelayanan kesehatan, pembuatan KTP, SIM atau
sertifikat serta hukum). Semua perbedaan tersebut menimbulkan prasangka atau
kontravensi hingga dapat berakhir dengan konflik.
·
KARAKTERISTIK BUDAYA NASIONAL
Ki
Hajar Dewantara mengemukakan kebudayaan nasional Indonesia adalah puncak-puncak
kebudayaan daerah, menurut Koentjoroningrat kebudayaan nasional Indonesia
adalah kebudayaan yang didukung sebagian besar rakyat Indonesia, bersifat khas
dan dapat dibanggakan oleh warga Indonesia. Wujud budaya nasional
a. Bahasa, yaitu bahasa
Indonesia. Sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai lambang kebangga nasional,
lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa dan alat
penghubung antardaerah dan antar budaya
b. Seni berpakaian,
contohnya adalah pakaian batik yang menjadi simbol orang Indonesia dan non –
Indonesia, serta pakaian kebaya
c. Perilaku, misalnya
gotong royong (walaupun tiap daerah mempunyai nama yang berbeda, sambatan,
gugur gunung,). Selain gotong royong juga ada musyawarah, misalnya , sistem
aipem pada masyarakat Asmat, atau adanya balai desa tempat musyawarah tiap
desa,atau honai, rumah laki-laki suku Dani serta subak pada masyarakat Bali.
Contoh yang lain adalah ramah tamah dan toleransi. Menurut Dr Bedjo dalam
tulisannya memaknai kembali Bhineka Tunggal Ika dituliskan konsep Bhineka
Tunggal Ika berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951, juga merujuk
pada sumber asalnya yaitu Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular pada
abad XIV. Semboyan tersebut merupakan seloka yang menekankan pentingnya
kerukunan antar umat yang berbeda pada waktu itu yaitu Syiwa dan Budha. Yang
terpenting disini adanya wacana baru yang dikemukakan penulis tentang semboyan
bangsa. Bhineka Tunggal Ika juga ditafsirkan sebagai “Ben Ika Tunggale Ika “
(baca: ben iko tunggale iko, Bahasa Jawa – red). Kata ‘ben” artinya biarpun,
kata ‘ika’ dibaca iko yang artinya ‘itu atau ini’ dengan menunjuk seseorang
atau sekelompok orang didekatnya atau di luar kelompoknya. Kata ‘tunggale’
artinya ‘sadulur’ atau ‘saudara’. Jadi kalimat diatas dapat dimaknai menjadi:
Biarpun yang ini/itu saudaranya yang ini/itu dan lebih jauh lagi, makna dari
Bhineka Tunggal Ika adalah paseduluran atau persaudaraan. Dengan persaudaraan
sebagai sebuah keluarga besar yang dilahirkan oleh Ibu Pertiwi yang bermakna
Indonesia. Jadi memang kerukunan dan toleransi merupakan akar budaya nasional
d. Peralatan, banyak
sekali peralatan, materi atau artefak yang menjadi kebanggaan nasional misalnya
Candi Borobudur dan Prambanan, Monas
·
HUBUNGAN BUDAYA LOKAL DAN BUDAYA
NASIONAL
Budaya
lokal yang bernilai positif, bersifat luhur dapat mendukung budaya nasional.
Dalam pembangunan kebudayaan bangsa, nilai-nilai budaya positif baik budaya
daerah perlu dipertahankan dan dikembangkan karena justru menjadi akar atau
sumber budaya nasional. Mengingat budaya bangsa merupakan “hasil budidaya
rakyat Indonesia seluruhnya” maka cepat lambat pertumbuhannya tergantung
kearifan peran serta seluruh masyarakatnya. Bagaimana peran keluarga, sekolah
dan pemerintah menanamkan budaya daerah pada generasi berikutnya dan kearifan
generasi muda dalam melestarikan budaya daerah.
PENGRTIAN BAHASA
·
Pengertian dan Definisi Bahasa Menurut
Para Ahli
Bahasa
adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,
yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri
berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Berikut ini adalah
pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:
# BILL ADAMS
Bahasa
adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks
inter-subjektif.
# WITTGENSTEIN
Bahasa
merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas,
dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
# FERDINAND DE SAUSSURE
Bahasa
adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok
sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
# PLATO
Bahasa
pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata
(nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide
seseorang dalam arus udara lewat mulut
# BLOCH & TRAGER
Bahasa
adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu
kelompok sosial bekerja sama.
# CARROL
Bahasa
adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang
sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi
antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama
kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan
hidup manusia
# SUDARYONO
Bahasa
adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga
ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber
terjadinya kesalahpahaman.
# SAUSSURE
Bahasa
adalah objek dari semiologi
# Mc. CARTHY
Bahasa
adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir
# WILLIAM A. HAVILAND
Bahasa
adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu
menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam
bahasa itu
Bila
dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai bahasa menurut beberapa
ahli diatas, kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang bahasa
dimana definisi dari setiap ahli tergantung dengan apa yang ingin ditekankan
oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat perbedaan, nampaknya disepakati
bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Dan sebagai alat komunikasi ,
bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu.
PENGERIAN STANDAR
Standar
adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya
terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau
kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau
definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau
jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.
Salah satu contohnya adalah penetapan standar ukuran dan format kartu
kredit, atau kartu-kartu �pintar�
(smart) lainnya yang telah mengikuti standar
internasional ISO dan dapat digunakan di berbagai mesin anjungan tunai mandiri
(ATM) di seluruh dunia, dan banyak contoh-contoh lainnya. Dengan demikian
standar internasional telah membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah,
serta lebih meningkatkan keandalan dan kegunaan barang dan jasa.
Pengertian
Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran
adalahsebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar, dan bahan ajar. Banyak batasan atau pengertian yan dikemukakan para
ahli tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan (Asosociation of Education and
Communication Technology (AECT).
Dari pengertian diatas, secara umum
dapat dikatakan bahwa substansi dari media pembelajaran adalah bentuk saluran,
yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada
penerima pesan atau pembelajar dapat pula dikatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan dalam lingkungan pembelajar yang dapat
merangsang pembelajar untuk belajar
Tujuan
dan Manfaat Media Pembelajaran
1. Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan
media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai berikut :
a.
mempermudah proses pembelajaran di kelas
b.
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
c.
menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
d.
membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran
2. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat
media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a.
pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar
b.
bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di pahami
pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan
baik
c.
metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan
pengajar tidak kehabisan tenaga.
d.
pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasa dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang
dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainya.
1.
Manfaat Media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:
a. memberikan pedoman, arah untuk
mencapai tujuan
b. menjelaskan struktur dan urutan
pengajarn dengan baik
c. memberikan kerangka sistematis
secara baik.
d. memudahkan kembali pengajar
terhadap materi pembelajaran
e. membantu kecermatan, ketelitian
dalam penyajian dalam pembelajaran.
f. membangkitkan rasa percaya diri
seorang pengajar.
g. meningkatkan kualitas
pembelajaran
2.
Manfaat media pembelajaran bagi
pembelajar, yaitu:
a. meningkatkan motivasi belajar
pembelajar
b. memberikan dan meningkatkan
variasi belajar pembelajar
c. memberikan struktur materi
pelajaran
d. memberikan inti informasi
pelajaran
e. merangsang pembelajar untuk
berpikir dan beranalisis.
f. menciptakan kondisi dan situasi
belajar tanpa tekanan.
g. pelajar dapat memahami materi
pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar .
Pertimbangan
Pemilihan Media
Pertimbangan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang
dipilih harus sesuai dengan:
1. tujuan pengajaran
2. bahan pelajaran
3. metode mengajar
4. alat yang dibutuhkan
5. pribadi mengajar
6. minat dan kemampuan mengajar
7. situasi pengajaran yang sedang
berlangsung
Keterkaiatan antara media pembelajaran dengan tujuan, materi,
metode, dan kondisi pembelajar, harus menjadi perhatian dan pertimbangan
pengajar untuk memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas,
sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
terkait dan memiliki hubungan secara timbalebalik dengan empat aspek tersebut. Dengan demikian,
alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan
dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
Fungsi
Media Pembelajaran
Media
Pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
1.menghadirkan obyek sebenarnya dan
obyek yang langkah
2.membuat duplikasi dari obyek yang
sebenarnya
3.membuat konsep abstrak ke konsep
konkret
4.memberi kesamaan persepsi
5.mengatasi hambatran waktu, tempat,
jumlah, dan jarak
6.menyajikan ulang informasi secara
konsisten
7.memberi suasana yang belajar yang
tidak tertekan, santai, dan menarik.
Selain
fungsi diatas. Livie dan Lentz(1982) mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran
yaitu:
1. fungsi atensi berarti media
visual merupakan inti, menarik dan mengrahkan perhatian pembelajar akan
berkosentrasi pada isis pelajaran
2. fungsi afekti maksudnya media
visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran pembelajar ketika belajar membaca
teks bergambar.
3. fungsi kognitif yaitu
mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar pencapaian tujuan dalam memahami
dan mendengar informasi
4.fungsi kompensatoris yaitu media
visual memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu pembelajr yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali.
dari
empat fungsi visual, dapat dikatakan bahwa belajar dari pesan visual memerlukan
keterampilan tersendiri. tehnik afektif adalah tehnik untuk memahami tehnik
pesan visual. yang terbagi dari beberapa fase seperti dibawah ini:
1. fase diffrensiasi. yaitu dimana
pembelajar mula-mula mengamati, mengidentifikasi dan menganalisis
2. fase integrasi yaitu di mana
mempelajar menempatkan unsure-unsur visual secara serempak, menghubungkan
pesan-pesan visual kepada pengalaman pengalamannya.
3. kesimpulan, yaitu dari pengalaman
visualisai untuk kemudian menciptakan konseptualisasi baru dari apa yang mereka
pelajari sebelumnya.
Hasil
penelitian Edmund Faison, dkk dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai tentng
pennggunaan gambar visual dalam pembelajaran disimpulkan:
1.
terdapat beberapa hasil penelitian bahwa untuk memperoleh hasil belajar bagi
pembelajar secara maksimal yaitu:
1.gambar-gambar yang digunakan harus
jelas
2.gambar harus familiar dgn
pembelajar
3.gambar yang digunakan ukurannya
cukup besar
2.
terdapat bukti, gambar-gambar berwarna lebih menarik minat pembelajar.
3.
hasil penelitian Mabel Rudisill. gambar-ganbar yang disukai anak-anak adalah
gambar-gambar berwarna yang menumbuhkan impresi atau kesan realistik.
WEB ANNOTATION
WEB ANNOTATION adalah
penjelasan terkait dengan sumber daya web, biasanya halaman web. Dengan sistem
WEB ANNOTATION, pengguna dapat menambah, mengubah atau menghapus informasi dari
isi Web tanpa memodifikasi sumber daya itu sendiri. Penjelasan dapat dianggap sebagai
lapisan di atas sumber daya yang ada, dan lapisan penjelasan ini biasanya
terlihat oleh pengguna lain yang berbagi sistem penjelasan yang sama.
WEB ANNOTATION dapat
digunakan untuk tujuan berikut:
- untuk menilai sumber daya Web, misalnya
dengan kegunaannya, keramahan penggunanya, kesesuaian untuk dilihat oleh anak
di bawah umur.
- untuk meningkatkan atau menyesuaikan isinya
dengan menambahkan / menghapus materi, sesuatu seperti wiki.
- sebagai kolaborasi alat, misalnya untuk
membahas isi dari suatu sumber daya tertentu.
- sebagai media kritik
seni atau sosial, dengan memungkinkan pengguna Web untuk menafsirkan,
memperkaya atau protes terhadap institusi atau ide-ide yang muncul di Web.
- untuk mengukur hubungan antara fragmen
sementara informasi.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar